Upaya Menekankan Pemahaman Peran GSI melalui Film Animasi “Impossible Dream”

Tags : keterampilan-perempuan,pemerintah,gresik,jatim
Date :12 Oktober 2020

Dinas KBPPPA memberikan pelatihan kapasitas bagi fasilitator GSI(Gerakan Sayang Ibu) selama tiga hari di Trawas, Mojokerto. Kagiatan ini berlangsung dari tanggal 10 hingga 12 Maret 2020. Tiga narasumber pelatihan kali ini berasal dari provinsi, yaitu dari IBI Jatim, Fatayat NU Jatim, dan PKBI Jatim.

Peserta pelatihan faskom GSI ini terdiri dari 32 orang. 32 peserta merupakan perwakilan dari faskom GSI Kecamatan yang diambil dari perwakilan desa di kecamatan tersebut. Sebelumnya Dinas KBPPPA mengirimkan undangan kepada kecamatan agar mengirim perwakilan kader terbaiknya untuk mengikuti pelatihan faskom GSI.

Tujuan pelatihan kapasitas faskom GSI ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang GSI itu sendiri. Selain itu pelatihan ini juga menekankan pada peningkatan peran kader dalam pendampingan layanan ibu hamil resiko tinggi, agar angka kematian ibu(AKI) maupun angka kematian bayi(AKB) dapat ditekan. Pelatihan ini juga bermaksud agar mendorong keikutsertaan masyarakat secara luas dalam GSI di wilayahnya. Tidak hanya kader faskom GSI saja yang berperan, namun kader faskom ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas untuk mengambil peran dalam menyukseskan tujuan GSI.

Kegiatan pelatihan kali ini menggunakan metode yang bisa dibilang unik. Jika biasanya menggunakan metode ceramah, kali ini menggunakan film sebagai media pemahaman pada peserta. Film yang diputar yaitu Impossible Dream yang dirilis di kanal youtube United Nation pada 22 Mei 2009 silam. Film ini merupakan film animasi bisu yang menceritakan tentang kehidupan keluarga kecil dengan peranan ganda ibu dalam kegiatan domestik dan publik.

Melalui film tersebut, pesan yang ingin diulas adalah tentang gender dalam membangun perspektif GSI. Bagaimana GSI dapat diimplementasikan dalam perspektif gender. Selain film, pelatihan kali ini juga menggunakan metode kuis agar berjalan secara menyenangkan dan tidak hanya berjalan satu arah.

Harapan dari Bu Yanti, selaku Kasi Pemberdayaan Perempuan Dinas KBPPPA Gresik adalah setelah pelaksanaan pelatihan selama tiga hari di Trawas dapat mendorong tercapainya tujuan GSI tentang penurunan AKI dan AKB melalui layanan dan pengawasan dari kader GSI.

"Yang terpenting selain itu, gerakan ini(GSI) dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Lalu interpretasi yang bias tentang GSI dapat dihilangkan. Baik perempuan maupun laki-laki harus mengambil bagian dalam gerakan ini", pungkas Bu Yanti.(eka/pkl-unesa)