Erni Juara I PKB/PLKB Tingkat Nasional 2016: “Laksanakan 10 Langkah PLKB dengan Tepat dan Ciptakan

Tags : bkbbn,jatim
Date :24 Agustus 2016

BKKBN Jatim – Kesuksesan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tidak terlepas dari peran yang sangat penting dari PKB/PLKB.  Adanya komitmen dan ketekunan dari PKB/PLKB lah yang bisa mengantarkan mereka meraih kesuksesan dalam melaksanakan konseling di masyarakat.

Salah satunya Erni Dwi Indah Rohannah, SE., MM yang berhasil menjadi Juara I PKB/PLKB tingkat nasional tahun 2016.  Tampak sekilas, Erni merupakan sosok biasa dan sama seperti PKB/PLKB pada umumnya.  Namun, jika dikorek lebih dalam lagi dan melihat sepak terjang Erni selama ini, ia merupakan sosok PKB yang patut dan layak menyandang gelar juara I tingkat nasional.

Banyak hal yang telah dilakukan dan disumbangkan Erni demi menyukseskan program KKBPK di Kabupaten Madiun. Meskipun ia harus meng-handle 4 desa, ia tak pernah letih untuk terus menggaungkan program KKBPK dan menggaet akseptor KB.

Ibu dua orang anak ini pun menuturkan banyak hal perihal lika likunya menjadi seorang PLKB dan tipsnya guna sukses dalam melaksanakan konseling. “Selama ini, saya sudah menghadapi berbagai karakter orang yang hendak saya konseling, ada yang pro dan kontra.  Disini tantangan terberatnya adalah bagaimana caranya “meluluhkan” orang yang kontra terhadap KB, apalagi yang mempunyai paham banyak anak banyak rejeki.  Kalau sudah ada yang bilang seperti itu, saya guyoni saja iya bu banyak rejeki tapi ada lanjutannya yaitu banyak anak banyak rejeki yang harus dicari. Saya jelaskan kepada mereka kalau banyak anak gimana cara membagi kasih sayang yang sudah harusnya didapat setiap anak dan saya kasih contoh riilnya penduduk sekitar sehingga saya bisa memberikan contoh langsung dan nyata,” ujarnya.

Ia mengaku selama ini kunci lancarnya dalam menjaring akseptor adalah dengan melaksanakan secara tepat 10 langkah PLKB. Misalnya saja Pendekatan Tokoh Formal. “Saya serin sekali melakukan komunikasi informal dengan pak Kades, Mbak. Jadi mereka (Kepala Desa) ada perhatian dan dukungan ke program KB,” tuturnya.

Bahkan, melalui komunikasi informal secara insentif dengan kepala desa tersebut, program KKBPK bisa mendapat tempat khusus di dana desa tahun 2016. “Nah, dari ngobrol santai itu mbak, akhirnya ada dukungan melalui anggaran desa tahun 2016. Saya bikin draft program KKBPK, yang terpenting ada cantolannya dulu,” akunya.

Lebih lanjut, bantuan para PPKBD dan Sub-PPKBD juga banyak memberikan sumbangsih besar bagi suksesnya ia dalam menggaet para akseptor KB. “Saya optimalkan para kader / PPKBD dan Sub-PPKBD. Saya aktif melakukan kunjungan dan memberikan tambahan pengetahuan kepada mereka dan merekalah yang juga banyak membantu saya,” katanya.

Selain mengoptimalkan PPKBD / Sub-PPKBD, ia mengaku juga merangkul para mitra. “Saya juga merangkul para Babinsa, bidan setempat dan seluruh mitra di tempat saya,”aku wanita kelahiran 1978 ini.

Tak kalah pentingnya dari beberapa tips diatas adalah adanya inovasi. Salah satu nilai plus yang ia miliki adalah adanya inovasi yang diberikan dalam memberikan konseling. Adalah penggunaan Celemek Tempel yang ia ciptakan dan sudah digunakan sejak tahun 2015. Ia mengaku terinspirasi saat dia berada di dapur untuk memasak. “Saya terpikir celemek saat memasak, kenapa tidak saya gunakan saja celemek ini untuk saya pakai konseling?,” katanya.

Celemek yang ia gunakan tersebut ditempel beberapa foto-foto bahan konseling dan bisa dilepas-tempel. “Celemek dengan foto itu sangat berguna dan membantu saya dalam melakukan konseling ke warga dan lebih efektif saat melaksanakan konseling dengan celemek. Namun, tentunya kit yang digunakan saat konseling tidak melulu celemek saja, tergantung audiencenya siapa, Mbak,” pungkasnya.